Kunjungan Wisatawan ke Lombok Normal
MATARAM, KOMPAS - Kunjungan wisatawan asing ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih berjalan normal sehari setelah ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton, Jakarta. Beberapa hotel di obyek wisata Senggigi, Lombok Barat, Sabtu (18/7), terus kedatangan tamu. Selain itu, belum ada wisatawan yang membatalkan kunjungan ke Lombok.
”Sampai hari ini tidak ada yang membatalkan kunjungan. Bahkan siang ini ada 40 tamu baru yang menginap di sini,” ujar Oka Yana, Manajer Pemasaran Hotel Senggigi Beach, sambil menunjuk wisatawan asing yang mandi di laut dan duduk santai di pantai dekat hotel.
”Teman-teman di hotel lain, seperti Sheraton Hotel dan Holiday Inn di Lombok, atau rekan kami di Bali juga bilang kunjungan wisatawan berjalan normal. Tadi ada tamu minta tambahan kamar, tetapi kami tolak karena 166 kamar sudah terisi semua,” tutur Oka.
Wisatawan mancanegara yang datang hari itu berasal dari Eropa, seperti Jerman, Perancis, Belanda, Italia, dan Swiss, yang sudah memesan kamar tiga bulan lalu. Wisatawan yang memesan kamar hingga September tidak membatalkan kedatangan mereka dan tetap menginap di hotel itu.
Berdasarkan pengalaman pada tragedi Bom Bali I dan Bom Bali II, pembatalan dilakukan sehari setelah peristiwa terjadi dan berlanjut hingga berhari-hari kemudian. Pembatalan juga terindikasi dari biro perjalanan yang tidak minta kontrak kerja, mengulur waktu kunjungan, ataupun minta penurunan harga.
Hal seperti itu belum terlihat sehari setelah peristiwa ledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat lalu. ”Malah pada 22 Juli mendatang kami mau menandatangani kontrak dengan biro perjalanan dari Australia yang akan membawa tamu tahun depan,” ucap Oka.
Oka menambahkan, ada-tidaknya pengaruh ledakan bom di Jakarta itu baru bisa diketahui seminggu ke depan. Namun, diharapkan kejadian itu tidak berpengaruh ke daerah lain, apalagi pada Juni-Juli ini merupakan puncak kunjungan wisatawan. Saat ini tingkat hunian rata-rata hotel di atas 60 persen meskipun ada juga hotel yang telah penuh untuk beberapa hari ke depan.
Hotel di Bandung
Di Kota Kembang, Bandung, Jawa Barat, tingkat okupasi hotel pascapeledakan bom di Kuningan, Jakarta, masih stabil. Salah satu penyebabnya, hampir 90 persen pengunjung hotel berasal dari dalam negeri.
Ketua Asosiasi General Manager Hotel Berbintang 3, 4, dan 5 Bandung Rully Zulkarnain, Sabtu di Bandung, mengatakan, belum ada pembatalan pesanan kamar untuk masa libur hari Sabtu hingga Senin depan.
”Pengunjung dari dalam negeri yang berlibur di Bandung umumnya kurang sensitif terhadap isu bom. Penurunan pesanan kamar diperkirakan bisa terjadi untuk pengunjung dari luar negeri, seperti Australia dan Eropa,” kata Rully.
Rully, yang juga General Manager Hotel Holiday Inn, mencatat kurang dari 10 persen pengunjung hotel di Bandung berasal dari luar negeri. Di Holiday Inn, misalnya, hanya sekitar 20 persen pengunjung dari luar negeri, terdiri atas 17 persen dari Asia Tenggara dan 3 persen dari Australia dan Eropa.
Meski demikian, pihaknya mewaspadai kemungkinan penurunan pengunjung hotel, baik dari dalam maupun luar negeri, sebesar 5-10 persen. Persentase penurunan sempat terjadi pascapeledakan bom di Bali dan Kuningan pada tahun 2002-2003. Penurunan okupasi kala itu bahkan terjadi selama sebulan.
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi Mayor Jenderal Rasyid Qurnuen Aquary juga menginstruksikan seluruh jajarannya agar bersiaga dan lebih sering berpatroli di kawasan hotel-hotel.
”Mulai dari danramil, dandim, dan jajaran di atasnya harus lebih sering-sering berkeliling. Dengan kemunculan petugas berseragam diharapkan bisa mengurungkan niat pelaku terorisme. Itu sekaligus memberikan rasa aman dan percaya bagi pengunjung hotel,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat Inspektur Jenderal Timur Pradopo mengerahkan tim tambahan untuk pengamanan di sejumlah pintu-pintu terminal dan pintu masuk menuju Jabar. Namun, Timur menolak menyebutkan jumlah personel yang dikerahkan. ”Penambahan personel akan disesuaikan dengan kondisi,” katanya.
Meskipun berstatus siaga satu menyusul ledakan bom di Jakarta, pada hari Sabtu Bandung tetap ramai. Jalanan macet seperti akhir pekan sebelumnya. Factory outlet dan pusat perbelanjaan juga padat pengunjung.
”Semua pusat keramaian, hotel, dan tempat-tempat vital kami prioritaskan penjagaannya,” kata Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung Komisaris Besar Imam Budi Supeno.
Tambah personel
Pengamanan obyek-obyek vital di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, juga diperketat. Setiap obyek dijaga 25 personel Kepolisian Kota Besar Samarinda.
”Obyek-obyek vital, antara lain mal, hotel berbintang, sekretariat pemerintah dan lembaga negara, serta instalasi PDAM dan Pertamina,” kata Kepala Poltabes Samarinda Komisaris Besar Abdul Kamil Razak, Sabtu.
Gilimanuk, salah satu pintu utama ke Bali dari arah barat, dalam penjagaan lebih ketat dari biasanya. Jumlah personel pengamanan ditingkatkan, dari 40 menjadi 53 orang. Pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) diperketat, terutama terhadap warga yang menyeberang dari Ketapang (Banyuwangi, Jatim) ke Gilimanuk (Kabupaten Jembarana, Bali).
”Kami tiba di Gilimanuk Jumat malam. Sesuai penugasan dari atas, kami akan rutin berpatroli dan siaga 24 jam mendukung kepolisian untuk mengamankan kawasan Gilimanuk,” kata Komandan Peleton Kompi C Yonif 900/Raider Tabanan, Letnan Satu Armi, yang sekaligus komandan regu di Gilimanuk, Sabtu petang. (rul/bro/rek/mhf/bay/ans)
”Sampai hari ini tidak ada yang membatalkan kunjungan. Bahkan siang ini ada 40 tamu baru yang menginap di sini,” ujar Oka Yana, Manajer Pemasaran Hotel Senggigi Beach, sambil menunjuk wisatawan asing yang mandi di laut dan duduk santai di pantai dekat hotel.
”Teman-teman di hotel lain, seperti Sheraton Hotel dan Holiday Inn di Lombok, atau rekan kami di Bali juga bilang kunjungan wisatawan berjalan normal. Tadi ada tamu minta tambahan kamar, tetapi kami tolak karena 166 kamar sudah terisi semua,” tutur Oka.
Wisatawan mancanegara yang datang hari itu berasal dari Eropa, seperti Jerman, Perancis, Belanda, Italia, dan Swiss, yang sudah memesan kamar tiga bulan lalu. Wisatawan yang memesan kamar hingga September tidak membatalkan kedatangan mereka dan tetap menginap di hotel itu.
Berdasarkan pengalaman pada tragedi Bom Bali I dan Bom Bali II, pembatalan dilakukan sehari setelah peristiwa terjadi dan berlanjut hingga berhari-hari kemudian. Pembatalan juga terindikasi dari biro perjalanan yang tidak minta kontrak kerja, mengulur waktu kunjungan, ataupun minta penurunan harga.
Hal seperti itu belum terlihat sehari setelah peristiwa ledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat lalu. ”Malah pada 22 Juli mendatang kami mau menandatangani kontrak dengan biro perjalanan dari Australia yang akan membawa tamu tahun depan,” ucap Oka.
Oka menambahkan, ada-tidaknya pengaruh ledakan bom di Jakarta itu baru bisa diketahui seminggu ke depan. Namun, diharapkan kejadian itu tidak berpengaruh ke daerah lain, apalagi pada Juni-Juli ini merupakan puncak kunjungan wisatawan. Saat ini tingkat hunian rata-rata hotel di atas 60 persen meskipun ada juga hotel yang telah penuh untuk beberapa hari ke depan.
Di Kota Kembang, Bandung, Jawa Barat, tingkat okupasi hotel pascapeledakan bom di Kuningan, Jakarta, masih stabil. Salah satu penyebabnya, hampir 90 persen pengunjung hotel berasal dari dalam negeri.
Ketua Asosiasi General Manager Hotel Berbintang 3, 4, dan 5 Bandung Rully Zulkarnain, Sabtu di Bandung, mengatakan, belum ada pembatalan pesanan kamar untuk masa libur hari Sabtu hingga Senin depan.
”Pengunjung dari dalam negeri yang berlibur di Bandung umumnya kurang sensitif terhadap isu bom. Penurunan pesanan kamar diperkirakan bisa terjadi untuk pengunjung dari luar negeri, seperti Australia dan Eropa,” kata Rully.
Rully, yang juga General Manager Hotel Holiday Inn, mencatat kurang dari 10 persen pengunjung hotel di Bandung berasal dari luar negeri. Di Holiday Inn, misalnya, hanya sekitar 20 persen pengunjung dari luar negeri, terdiri atas 17 persen dari Asia Tenggara dan 3 persen dari Australia dan Eropa.
Meski demikian, pihaknya mewaspadai kemungkinan penurunan pengunjung hotel, baik dari dalam maupun luar negeri, sebesar 5-10 persen. Persentase penurunan sempat terjadi pascapeledakan bom di Bali dan Kuningan pada tahun 2002-2003. Penurunan okupasi kala itu bahkan terjadi selama sebulan.
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi Mayor Jenderal Rasyid Qurnuen Aquary juga menginstruksikan seluruh jajarannya agar bersiaga dan lebih sering berpatroli di kawasan hotel-hotel.
”Mulai dari danramil, dandim, dan jajaran di atasnya harus lebih sering-sering berkeliling. Dengan kemunculan petugas berseragam diharapkan bisa mengurungkan niat pelaku terorisme. Itu sekaligus memberikan rasa aman dan percaya bagi pengunjung hotel,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat Inspektur Jenderal Timur Pradopo mengerahkan tim tambahan untuk pengamanan di sejumlah pintu-pintu terminal dan pintu masuk menuju Jabar. Namun, Timur menolak menyebutkan jumlah personel yang dikerahkan. ”Penambahan personel akan disesuaikan dengan kondisi,” katanya.
Meskipun berstatus siaga satu menyusul ledakan bom di Jakarta, pada hari Sabtu Bandung tetap ramai. Jalanan macet seperti akhir pekan sebelumnya. Factory outlet dan pusat perbelanjaan juga padat pengunjung.
”Semua pusat keramaian, hotel, dan tempat-tempat vital kami prioritaskan penjagaannya,” kata Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung Komisaris Besar Imam Budi Supeno.
Pengamanan obyek-obyek vital di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, juga diperketat. Setiap obyek dijaga 25 personel Kepolisian Kota Besar Samarinda.
”Obyek-obyek vital, antara lain mal, hotel berbintang, sekretariat pemerintah dan lembaga negara, serta instalasi PDAM dan Pertamina,” kata Kepala Poltabes Samarinda Komisaris Besar Abdul Kamil Razak, Sabtu.
Gilimanuk, salah satu pintu utama ke Bali dari arah barat, dalam penjagaan lebih ketat dari biasanya. Jumlah personel pengamanan ditingkatkan, dari 40 menjadi 53 orang. Pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) diperketat, terutama terhadap warga yang menyeberang dari Ketapang (Banyuwangi, Jatim) ke Gilimanuk (Kabupaten Jembarana, Bali).
”Kami tiba di Gilimanuk Jumat malam. Sesuai penugasan dari atas, kami akan rutin berpatroli dan siaga 24 jam mendukung kepolisian untuk mengamankan kawasan Gilimanuk,” kata Komandan Peleton Kompi C Yonif 900/Raider Tabanan, Letnan Satu Armi, yang sekaligus komandan regu di Gilimanuk, Sabtu petang.
Label: Berita Kompas
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda